Ketika Urusan Pilkada tak Mengenal Duka

Ketika Urusan Pilkada tak Mengenal Duka - Hallo sahabat WAH KABAR, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Ketika Urusan Pilkada tak Mengenal Duka, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aneh, Artikel Artist, Artikel Berita, Artikel Celebrities, Artikel Gossip, Artikel Hari Ini, Artikel Kabar, Artikel News, Artikel Singapore, Artikel Socialita, Artikel Today, Artikel Unik, Artikel Update, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Ketika Urusan Pilkada tak Mengenal Duka
link : Ketika Urusan Pilkada tak Mengenal Duka

Baca juga


Ketika Urusan Pilkada tak Mengenal Duka

Ketika Urusan Pilkada tak Mengenal Duka

Berita Nasional - Jakarta: Isu politik mengganggu suasana duka yang melanda Yoyo Sudaryo, warga Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Ia mesti berurusan dengan dukung-mendukung calon pimpinan Ibu Kota saat mertuanya, Siti Rohbaniah, 80, meninggal.

Siti Rohbaniah mengembuskan napas terakhir pada Rabu malam 8 Maret 2017. Esok harinya, keluarga Yoyo memakamkan jenazah nenek Siti.

Keluarga memandikan hingga mengafani jenazah Siti. Ketika jenazah hendak disalatkan di masjid terdekat, ada sesuatu yang janggal.

"Pak RT (Makmun Akhyar) lagi koordinasi katanya," kata Yoyo saat ditemui di kediamannya, RT 05/RW 02, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Rabu 15 Maret 2017.

Sekira satu jam setengah, Yoyo menunggu kabar soal rencana menyalatkan jenazah Siti. Selama waktu itu pula, jenazah didiamkan di rumah.

Tiba-tiba, sebuah surat pernyataan dengan tulisan tangan dia terima dari Ketua RT Makmun. Poin surat sudah lengkap, Yoyo hanya diminta menekennya di atas materai.

"Isinya, saya berjanji memilih pasangan gubernur muslim untuk putaran kedua," ucap dia.

Sebelum surat itu diterima, tak ada pembicaraan apapun, termasuk pemaksaan, kepada keluarga Yoyo. Kalimat-kalimat penolakan disalatkan di masjid terdekat juga tidak ada.



Saat itu, Yoyo enggan menanyakan alasan surat pernyataan itu diberikan. "Bapak baca saja, terus tanda-tangan," kata Yoyo meniru ucapan si pemberi surat.

Yoyo tak tahu kenapa Makmun memberikan surat itu. "Pikir saya bagaimana ibu cepat diurus," aku Yoyo.

Baca Juga : "Blusukan" ke Pasar, Djarot Bertemu Warga yang Tidak Dapat KJP

Dia kemudian meneken surat pernyataan itu tanpa bertanya-tanya. Berkaitan atau tidak, usai meneken surat, jenazah mertua Yoyo lantas dibawa ke Masjid Darussalam buat disalatkan.

Di masjid itu sempat terpampang spanduk bernada provokatif yang marak diperbincangkan. "Masjid ini tidak menyalatkan jenazah pendukung & pembela penista agama," begitu bunyi spanduk.

Spanduk sudah diturunkan. Uki, marbut Masjid Darussalam, mengaku tiga hari usai kasus ini berembus, dia diminta pengurus masjid menurunkan spanduk itu.

"Katanya sih ada perintah diturunkan dari polisi," kata Uki.

Sementara itu, rencana keluarga Yoyo memakamkan jenazah Siti pukul 10.00 WIB molor hingga pukul 11.00 WIB karena masalah surat pernyataan ini. Kalau boleh menduga, kata Yoyo, ini berkaitan dengan pilgub Jakarta.

Secara tidak langsung, Yoyo merasa dituding mendukung pasangan calon nomor urut 2 Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. "Padahal saya simpatisan bukan, ikut kampanye enggak pernah. Putaran pertama saya milih siapa juga kan cuma saya yang tahu," kata Yoyo.

Kasus itu kini diusut Panwaslu Jakarta Selatan. Yoyo dan Ketua RT sudah dipanggil untuk memberikan keterangan pada Selasa 14 Maret 2017. Tapi, Makmun tidak hadir.

Siang harinya, Makmun diketahui menyambangi Panwaslu Jakarta Selatan. Sampai berita ditulis, Makmun masih menjalani pemeriksaan.



Demikianlah Artikel Ketika Urusan Pilkada tak Mengenal Duka

Sekianlah artikel Ketika Urusan Pilkada tak Mengenal Duka kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Ketika Urusan Pilkada tak Mengenal Duka dengan alamat link https://wahkabar.blogspot.com/2017/03/ketika-urusan-pilkada-tak-mengenal-duka.html

Subscribe to receive free email updates: