Radikalisme Lebih Mudah Disebarkan Lewat Dunia Maya

Radikalisme Lebih Mudah Disebarkan Lewat Dunia Maya - Hallo sahabat WAH KABAR, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Radikalisme Lebih Mudah Disebarkan Lewat Dunia Maya, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aneh, Artikel Artist, Artikel Berita, Artikel Celebrities, Artikel Gossip, Artikel Hari Ini, Artikel Kabar, Artikel News, Artikel Singapore, Artikel Socialita, Artikel Today, Artikel Unik, Artikel Update, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Radikalisme Lebih Mudah Disebarkan Lewat Dunia Maya
link : Radikalisme Lebih Mudah Disebarkan Lewat Dunia Maya

Baca juga


Radikalisme Lebih Mudah Disebarkan Lewat Dunia Maya

Radikalisme Lebih Mudah Disebarkan Lewat Dunia Maya

Berita Nasional - Ada penurunan tren penyebaran paham radikalisme dengan metode mengumpulkan orang secara langsung dalam beberapa tahun terakhir. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut radikalisme saat ini lebih mudah ditularkan lewat media sosial ketimbang dilakukan secara langsung.

"Era sekarang sulit mengajak orang untuk menjadi radikal dengan bertemu langsung. Lebih mudah dengan sarana komunikasi melalui dunia maya," ujar Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT Brigjen Hamidin dalam News Story Insight, Senin 19 Juni 2017.

Bicara media sosial, ungkap Hamidin, tak terlepas dari penyebaran konten negatif dan hoax. BNPT mencatat 44,3 persen konten di dunia maya dipenuhi hoax dan dari sekian banyak hoax BNPT melihat ada sikap intoleran dari pembuat hoax yang menyebabkan paham radikalisme begitu mudahnya tumbuh.

Hamidin mengatakan terorisme sendiri bermula dari sikap intoleransi. Ketika intoleransi sudah dikaitkan dengan orang, agama, bahkan suku akan menimbulkan sifat eksklusif pada kelompok tertentu yang ujungnya melahirkan radikalisme.

"Dan yang kita lihat selama ini mencerminkan betapa tidak tolerannya si pembuat hoax itu kepada orang lain," kata Hamidin.

Menurut Hamidin, intoleransi yang ada di media sosial selama inilah yang membuat radikalisme terus berkembang. Dia mengatakan setidaknya ada tiga perintah dari pimpinan ISIS di Suriah Abu Bakr Al Baghdadi yang kemudian diturunkan kepada para pengikutnya melalui internet dan media sosial.

Melakukan aksi amaliyah cukup di negara masing-masing, aksi amaliyah untuk pengikut di Eropa dan di Amerika serta dengan menguasai media sosial maka kelompok radikal sudah menguasai 60-70 persen peperangan

"Kontennya sama. Radikalisasme itu kontennya orang kafir dan orang yang satu akidah tapi beda paham dianggap murtad dan musuh. Musuh boleh dibunuh dan dalam melakukan itu mereka boleh merampok,  polanya sama yang beda hanya rekrutmennya," kata Hamidin.

Hamidin menjelaskan bahwa pola rekrutmen anggota kelompok radikal beberapa tahun lalu dilakukan dengan seleksi dan atas pilihan pemimpin kelompok. Dari sekian banyak pengikut, mereka itulah yang kemudian menjadi bibit teroris yang disiapkan untuk bom bunuh diri.

Kemudian mereka mengidentifikasi diri dengan menaghbiskan salah satu ustaz sebagai role model yang diikuti dengan indoktrinasi. Indoktrinasi ini, kata Hamidin, ditanamkan kepada para pengikutnya menggunakan hadis-hadis shahih.

Salah satu contohnya adalah bahwa tanda-tanda akhir zaman sudah mulai terlihat. Setelah Imam Mahdi datang akan diikuti dengan datangnya pasukan berbendera hitam dari timur.

"Dan kalau kita ingat, DI (Daulah Islamiyah), JI (Jamaah Islamiyah), termasuk ISIS menggunakan bendera hitam. Jadi dalam benak mereka, semua itu merupakan tanda akhir zaman. Ini situasi yang mereka hadapkan dan sampaikan kemudian dalam bentuk saat ini baru jihadisasi," jelas Hamidin.

Pada fase jihadisasi akan dipilih siapa yang akan menjadi pelaku bom bunuh diri, suporter, dan pihak yang mencari dana. Sementara perintahnya, khusus di Indonesia yang digawangi oleh Bahrun Naim adalah menyerang orang asing dan polisi.

Doktrin ini yang mereka sampaikan agar calon 'pengantin' yakin bahwa aksi amaliyah yang dilakukan adalah bagian dari perintah Rasulullah. Doktrin lain yang diajarkan adalah menyerang mereka yang dianggap musuh dengan kekuatan yang dimiliki.

Ketika memiliki bom, lakukanlah dengan bom. Jika memiliki senjata, pakailah senjata meskipun itu hanya senjata tajam biasa. Kemudian perintah membunuh pun dilaksanakan.

"Kalau tidak bisa melakukan itu yang harus dilakukan adalah sanderalah mereka atau siapa saja yang menghambatmu, misalnya di Indonesia ada Densus 88, maka mata-matailah. Ini yang mereka sebarkan secara masif melalui dunia maya," jelasnya.



Demikianlah Artikel Radikalisme Lebih Mudah Disebarkan Lewat Dunia Maya

Sekianlah artikel Radikalisme Lebih Mudah Disebarkan Lewat Dunia Maya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Radikalisme Lebih Mudah Disebarkan Lewat Dunia Maya dengan alamat link https://wahkabar.blogspot.com/2017/06/radikalisme-lebih-mudah-disebarkan.html

Subscribe to receive free email updates: