KH Marzuki Mustamar Tentang Gerakan Istighosah Mujahadah, Wujud Taat Seruan Masyayikh

KH Marzuki Mustamar Tentang Gerakan Istighosah Mujahadah, Wujud Taat Seruan Masyayikh - Hallo sahabat WAH KABAR, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul KH Marzuki Mustamar Tentang Gerakan Istighosah Mujahadah, Wujud Taat Seruan Masyayikh, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Aneh, Artikel Artist, Artikel Berita, Artikel Gossip, Artikel Hari Ini, Artikel Kabar, Artikel News, Artikel Singapore, Artikel Socialita, Artikel Today, Artikel Unik, Artikel Update, Artikel Celebrities, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : KH Marzuki Mustamar Tentang Gerakan Istighosah Mujahadah, Wujud Taat Seruan Masyayikh
link : KH Marzuki Mustamar Tentang Gerakan Istighosah Mujahadah, Wujud Taat Seruan Masyayikh

Baca juga


KH Marzuki Mustamar Tentang Gerakan Istighosah Mujahadah, Wujud Taat Seruan Masyayikh

 


KH Marzuki Mustamar Tentang Gerakan Istighosah Mujahadah, Wujud Taat Seruan Masyayikh 

MALANG | KEJORANEWS COM: Gerakan istighosah mujahadah yang semakin meluas di berbagai daerah ternyata bukanlah agenda yang muncul secara tiba-tiba. Hal itu ditegaskan langsung oleh KH Marzuki Mustamar dalam wawancara eksklusif di kediaman Gus Hilal Fahmi, Jalan Ronggolawe, Pagentan, Singosari, Selasa malam (2/12/2025).

 Menurutnya, doa gelombang bersama yang dilakukan warga NU adalah bentuk kepatuhan total terhadap dawuh para masyayikh.

“Kami hanya menjalankan perintah. Diperintah menjalankan istighosah, ya kami jalankan. Ini bukan inisiatif pribadi, tetapi murni dawuh para ulama sepuh,” ungkap KH Marzuki.
Ia menjelaskan bahwa perintah dari para masyayikh datang dari banyak tempat dan tokoh yang berbeda-beda, sehingga menjadi bukti bahwa Arah tersebut telah bersifat kuat dan layak dipatuhi oleh warga NU.

Gerakan Spiritual yang Berdiri di Atas Komando Ulama

KH Marzuki menegaskan bahwa istighosah mujahadah tidak memiliki kaitan langsung dengan dinamika yang terjadi di tubuh NU saat ini. Menurutnya, warga NU di akar rumput tidak memiliki kapasitas menilai atau mengulas persoalan struktur kepengurusan.

“Soal prihatin atau bagaimana, itu wilayah para masyayikh. Kita ini hanya santri yang taat dawuh, bukan pengusul kebijakan,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa warga NU sebaiknya tetap fokus pada amal ibadah, bukan larut dalam hiruk pikuk persoalan elit organisasi.

Harapan untuk NU yang Tetap Adem dan Dipimpin dengan Ketulusan

Dalam dialog yang berlangsung penuh kehangatan tersebut, KH Marzuki menyampaikan harapannya agar NU tetap stabil dan dipimpin oleh orang-orang yang benar-benar memiliki pengalaman serta ketulusan dalam berkhidmat.

"Pengurus itu idealnya punya rekam jejak panjang. Jangan tiba-tiba muncul tanpa pengalaman lalu menduduki posisi penting. Itu yang membuat organisasi tidak sehat," ujarnya.

Ia berharap semua tingkatan kepengurusan, dari pusat hingga mengomel, selalu menjadikan ketulusan dan keikhlasan sebagai ruh perjuangan.

Istighosah sebagai Ihtiar Akhlak di Tengah Kondisi Negeri

Menyikapi maraknya bencana alam yang melanda Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, KH Marzuki menilai bahwa istighosah adalah bagian dari tanggung jawab spiritual umat. Doa dan munajat menurutnya menjadi benteng batin bangsa di tengah situasi yang tidak menentu.

"Kita tetap berdoa dan bermunajat. Itu ikhtiar moral kita sebagai warga NU," ungkapnya.

NU Didorong Berikan Rekomendasi Berdasarkan Keilmuan

Dalam pengungkapannya, NU memiliki peran besar untuk memberikan masukan kepada pemerintah mengenai langkah-langkah mitigasi bencana maupun kebijakan publik lainnya. Namun ia menegaskan bahwa proses tersebut harus melibatkan para ahli dan pengajar yang kompeten di bidangnya.

“Harus ada pakarnya. Ahli kebencanaan, ilmuwan, profesor. Jangan sampai kebijakan itu keluar tanpa pertimbangan keilmuan,” terangnya.

Menutup dengan Pesan Kerukunan dan Kepatuhan

Menjelang akhir wawancara, KH Marzuki kembali menegaskan pentingnya kerukunan warga NU, terlebih di tengah dinamika sosial dan organisasi yang sedang berlangsung. Bagi beliau, ketaatan terhadap masyayikh adalah fondasi yang menjaga NU tetap kokoh.

“Yang penting itu rukun, manut dawuh, dan menjalankan amalan. Ini pegangan kita semua,” tandasnya.

Gerakan istighosah mujahadah yang kini digelorakan warga NU, menurut KH Marzuki, bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga wujud ketaatan, kebersamaan, dan komitmen spiritual dalam menjaga ketenangan bangsa.


Jika ingin dibuatkan versi yang lebih ringan, lebih formal, atau lebih bernuansa feature journalism, saya siap membantu!



Demikianlah Artikel KH Marzuki Mustamar Tentang Gerakan Istighosah Mujahadah, Wujud Taat Seruan Masyayikh

Sekianlah artikel KH Marzuki Mustamar Tentang Gerakan Istighosah Mujahadah, Wujud Taat Seruan Masyayikh kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel KH Marzuki Mustamar Tentang Gerakan Istighosah Mujahadah, Wujud Taat Seruan Masyayikh dengan alamat link https://wahkabar.blogspot.com/2025/12/kh-marzuki-mustamar-tentang-gerakan.html

Subscribe to receive free email updates: